India Identik Dengan Warna Apa
Edamame ialah kacang berwarna hijau yang dapat dijadikan rasa baru untuk suatu sajian dengan kemasan yang juga berwarna hijau
Meskipun daging buah dan airnya berwarna putih, sajian dengan rasa kelapa sering dikemas memakai warna hijau
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Baca Juga: Resep Pisang Goreng Kelapa, Rasanya Gurih dan Gak Bikin Enek
Daun suji sering dijadikan alternatif pandan. Bahan ini kerap muncul pada kreasi makanan yang berbau warna hijau
Suatu sajian dengan rasa melon identik akan warna hijau sebab buah manis ini memiliki daging berwarna serupa
Sesuai namanya, kacang hijau juga digambarkan melalui warna serupa. Biasanya lebih mudah dijumpai pada kemasan minuman
Jalapeno adalah rasa cabai yang kerap ditambahkan ke dalam produk makanan. Kemasannya juga identik dengan warna hijau
Sudah menjadi rahasia umum bahwa daun pandan identik dengan hijau. Biasanya hal ini tergambar lewat kemasan kue siap makan
Produk serba rumput laut sering dikemas dalam wadah berwarna hijau. Mulai dari nori sampai keripik kentang
Green tea sukses menjadi rasa baru dalam berbagai produk makanan dan minuman. Gak heran hijau selalu identik dengannya
Gak melulu matcha, rupanya hijau identik dengan berbagai rasa populer seperti 10 macam rasa ini. Kalau jajan jangan sampai salah memperhatikan kemasan ya, siapa tahu rasa yang dipilih ternyata bagian dari 10 rasa di atas.
Baca Juga: 5 Makanan di Indonesia yang Memiliki Isi Kacang Hijau, Manisnya Nagih!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Nuansa merah saat warga etnis Tionghoa merayakan Imlek sangat kentara. Tahun 2024, Imlek jatuh pada tanggal 10 Februari.
Warna merah saat Imlek bisa ditemukan dalam berbagai benda yang berkaitan dengan tahun baru menurut perhitungan kalender Lunar itu.
Misalnya, warna merah pada pakaian, lampion, kertas, hingga amplop untuk Ang Pao. Warna merah ini bukan sembarangan dipilih, namun memiliki makna mendalam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warna merah dinilai memiliki pengaruh kepada manusia. Merah membawa sesuatu yang bersifat religius, suci, berani, perlu perhatian atau mendapatkan perhatian lebih, sebagaimana ditulis dalam studi Sigit Satrio Pribadi berjudul "Pengaruh Warna terhadap Kebudayaan Bagi Masyarakat Tionghoa", Universitas Sebelas Maret, 2010.
Yang dilambangkan dengan warna ini adalah panas, api, darah, gairah, cinta, kehangatan, kekuasaan, kesenangan, dan agresi.
Pengaruhnya kepada orang, warna merah dapat membuat seseorang bisa mengambil keputusan yang cepat dan meningkatkan harapan. Merah juga penarik perhatian.
Dalam budaya Tionghoa, warna merah menjadi lambang kemakmuran. Warna ini juga bagi masayarakat China dianggap sebagai warna penghargaan tertinggi.
Warna merah selalu hadir dalam beragam upacara dan perayaaan, seperti pernikahan, tahun baru Imlek, hingga upacara kematian.
Warna merah pada saat Imlek memiliki makna keberuntungan. Warna ini pula yang terkisahkan dalam cerita Imlek di zaman China kuno.
Makhluk buas yang disebut Nian, makhluk berupa kucing yang muncul dari dasar lautan dan kedatangannya untuk menghancurkan perkampungan, dapat diusir dengan warna merah.
Ketika itu, warga desa harus mengungsi agar selamat dari Nian, sehingga datang seseorang yang bisa mengusirnya. Orang itu mengusir Nian dengan bunyi petasan, nyala api, dan warna merah.
Dengan selamatnya dari serangan Nian pada setiap akhir tahun dalam penanggalan Lunar, warga meyakini warna merah sebagai lambang keberuntungan.
Bagi warga etnis Tionghoa, warna-wiarna menempati sesuatu yang khas dalam tradisinya, selain warna merah yang memang dominan.
Deky Nofa Aliyanto dan Sinta Kumala Sari dalam Jurnal Gamaliel: Teologi Praktika, Vol 1, No 2, September 2019 menuliskan ada warna lain dalam tradisi Tionghoan, seperti putih, biru, hijau, emas, merah dan sebagainya.
"Namun dari semua warna tersebut yang paling dominan yaitu warna merah sebagai lambang kebahagiaan. Oleh sebab itu warna merah sering dijumpai dalam kehidupan mereka, terutama dalam perayaan-perayaan," tulis jurnal tersebut.
Warna merah dalam perayaan-perayaan dapat berwujud dalam beragam bentuk, mulai dari kain, kertas, amplop, hingga makanan.
Warna merah itu juga melambangkan harapan, sebab Imlek merupakan pergantian tahun yang bertepatan dengan pergantian musim. Dari mati ke awal kehidupan alam semesta. Mati berkaitan dengan musim dingin yang berlangsung sebelum Imlek dan Imlek sendiri pergantian ke musim semi.
Umumnya, dadar gulung memiliki warna hijau. Meski dadar gulung bisa dibuat dengan beragam warna, dadar yang berwarna hijau akan selalu menarik hati siapa saja. Pewarna dadar gulung berupa daun pandan akan membuat dadar gulung warna hijau terasa makin sedap dan beraroma makin wangi.
Hampir sebagian besar kue lapis juga menggunakan warna hijau di dalamnya. Kue lapis dengan campuran warna hijau dan putih akan memberi kesan yang lebih menggugah selera. Meski kue lapis bisa dibuat dengan banyak warna mulai dari merah, kuning, oranye atau cokelat, lapis berwarna hijau masih jadi idola.
Kue selanjutnya yang selalu identik dengan warna hijau adalah mendut. Mendut warna hijau yang dibungkus daun pisang dan ada isian kelapa parut yang dimasak bersama gula merah menjadinya makin menggugah selera.
Kue putu ayu juga identik dengan warna hijau. Warna hijau kue putu ayu berasal dari daun suji atau daun pandan. Meski identik dengan warna hijau, kue putu ayu sebenarnya juga bisa dibuat dengan beragam warnai mulai dari merah, kuning atau ungu.
Jajan pasar selanjutnya yang identik dengan warna hijau adalah klepon. Dengan warna hijau, klepon akan terlihat makin menggugah selera. Sebenarnya, kue klepon bisa dibuat dengan beragam warna dan tetap menggugah selera kok.
Itulah beberapa jajan pasar yang identik dengan warna hijau. Dari beberapa jajan pasar di atas, mana nih yang menjadi favoritmu?
#GrowFearless with FIMELA
Tidak banyak negeri yang berwarna-warni seperti India. Merah, putih, dan oranye selalu menjadi warna Hinduisme yang menonjol dan dipakai secara teratur (terutama pada upacara keagamaan) di India selama lebih dari 2000 tahun. Tentu saja warna-warninya lebih dari tiga warna itu saja dan saya akan memberitahu Anda seputar hal ini…
Merah melambangkan kemurnian dan karenanya menjadi warna favorit busana pengantin wanita. Merah juga merupakan warna yang terkait dengan Durga, salah satu dewi yang paling disegani dalam mitologi Hindu. Gambarannya yang menakutkan itu antara lain muncul dari lidahnya yang merah dan kedua matanya yang nyaris merah total. Di India belahan selatan, merah merupakan warna kekerasan dan kekacauan.
kaum wanita duduk-duduk di tepi sungai Gangga, Varanasi
Putih merupakan warna yang mudah diterima pada pemakaman dan upacara-upacara yang terkait dengan kematian. (Saya pikir, warna ini jauh lebih baik daripada hitam.) Ini pun merupakan satu-satunya warna yang boleh dikenakan oleh para janda. Putih juga diterima secara luas (bukan hanya di India) sebagai warna kedamaian dan kemurnian.
potret seorang pria berbaju putih
Oranye adalah warna yang paling dominan di India. Warna oranye pada bendera India melambangkan keberanian dan pengorbanan. Menurut orang-orang Hindu, oranye melambangkan “cakra suci”. Cakra merupakan konsep yang berasal dari teks-teks agama Hindu.
pria-pria berbaju oranye di Varanasi sedang berjalan pulang dari sungai Gangga
Biru [muda] merupakan warna langit dan laut menurut indera penglihatan kita. Di India, warna biru ini terkait dengan dewa Krishna, salah satu dewa yang paling digemari di India. Yang paling terkenal dengan warna birunya di India adalah kota Jodhpur (terkenal dengan julukan “Kota Biru” atau “Kota Mentari”). Rumah-rumah berwarna biru berderetan. Kota ini berada di padang pasir Thar, yang bahkan membuatnya lebih mengesankan.
kain biru pada sebuah pasar di Gangtok
Hijau melambangkan panen, awal yang baru, dan kebahagiaan. Ini juga melambangkan alam dan karenanya merupakan perwujudan dari Tuhan itu sendiri. Hijau juga merupakan warna favorit orang-orang Islam, yang jumlahnya cukup besar di India.
seorang wanita berbusana Sari berwarna hijau di Varanasi
Kuning melambangkan kesucian dan merupakan unsur herbal mendasar untuk perawatan [kulit] tubuh dan wajah wanita India. Ini mengingatkan saya pada kari (curry).
bedak kari kuning pada sebuah pasar di Kolkata
Di India, hitam itu mengacu pada kenistaan dan hal-hal negatif lainnya. Warna ini melambangkan kemarahan dan kegelapan, serta terkait dengan kematian, kemandulan, dan ketiadaan energi. Warna ini digunakan sebagai reperesentasi dari setan dan untuk menangkal setan.
gagak-gagak hitam di depan balai penyembelihan di New Delhi
——- * Terjemahan dari Nina Maier, “The Colors of India”
diterjemahkan oleh Ma Sang Ji
PhD researcher: Sarita Bhagat
Humans and the more-than/non-human entities like the river, materials, and multi-variant species constantly interact creating and maintaining multiple realities. Framing rivers within the relational dynamics construct new meanings, values, norms, and knowledges in the physical, social, institutional, cultural, and political spaces which define ‘hydrosocial territories’. Powerful and dominant actors, often transcending national jurisdictions, create social norms and local rules, which to a varying degree lead to marginalization and loss of voice of other groups of actors, with less power, including the non-human entity. In this process of epistemic violence and silencing, important knowledges, meanings and information can be lost which are important to manage and govern rivers. This research will unravel these emergent relational dynamics in the context of the Warna watershed in India, to make space for other epistemologies animated by social justice, dynamics around social movements and river imaginaries to create and co-govern the Warna river commons, safeguarding rights of nature that go beyond the current legal frameworks in India. The overall research focuses on concepts emerging from political ecology, mainly focusing on notions of power relations and governmentality and actor-network theory. A qualitative research approach will be applied, with empirical and experiential field evidence to support my research, which includes creative and transformative learning methods to collect data.
aktivis Yayasan Patimadora Banda Aceh, melaporkan dari New Delhi
INDIA sering diagungkan dan dikenang sebagai negara penuh warna. Sebagai pendatang, saya sering takjub memperhatikan berbagai warna yang dengan mudah kita jumpai di jalanan, bangunan, pertokoan, aksesori, bahkan di berbagai halaman buku cerita rakyat kuno.
Aneka warna yang mencolok juga dengan mudah kita jumpai di tempat-tempat umum, tempat bertemunya pria dan perempuan cantik yang berpakaian khas India dalam berbagai warna. Ini pemandangan tak umum, pakaian tradisional dikenakan sebagai pakai sehari-hari. Lengkap dengan aksesori yang warna-warni. Bahkan warna-warna tertentu mendominasi upacara-upacara tradisi, antara lain, merah dan oranye yang membara merupakan warna yang sering ditampilkan dalam perlengkapan baju pengantin.
Saya sempat tanpa sengaja menyaksikan upacara tradisional ‘ijab’ pengantin di sebuah pagoda. Saya bertanya kepada seorang antropolog tentang makna dari warna merah yang dominan dalam acara tersebut. Menurutnya, “Merah itu simbol dari kedinamisan dan bahkan dapat secara konstan menghipnotis orang yang hadir dalam acara tersebut, sehingga acara berkesan sakral.”
Ada filosofis di balik warna itu, seperti disampaikan tokoh adat yang sempat menemani saya dalam suatu kenduri pengantin ala India. Katanya, warna merah juga berarti kesucian. Ini seperti simbol “kesatuan” antara dua orang seperti yang terlihat dari pernikahan, di mana pengantin wanita yang dihiasi warna cemerlang merah berupa tikka merah (titik di dahi) setelah pernikahan itu sebagai tanda komitmennya. “It is perhaps easy to see why red also symbolizes fertility and prosperity,” jawab tokoh adat itu lagi.
Atas jawabannya itu saya berkomentar nakal, “Oh apakah itu sebab jumlah penduduk India membengkak hingga miliaran?” Tokoh adat itu tertawa terbahak.
Sementara Warna hitam punya konotasi yang berkaitan degan kehidupan sebagai kurangnya keinginan, jahat, negatif, dan inersia. Warna hitam juga sering digunakan oleh orang tua India pada zaman baheula untuk menangkal setan yang mengganggu bayi dengan cara menempelkan ‘pini’ warna hitam di daku atau sekitar telinga.
Ketika saya tanyakan kepada seorang fasilitatornya (mereka menyebutnya sebagai ‘Om Shanti’) tentang kenapa warna kostum putih, ternyata warna putih itu sebagai simbol kebersamaan, pluralisme, kesucian, dan perdamaian. Namun demikian, warna putih juga biasanya juga bisa dikonotasikan sebagai kemuraman. Maka orang India akan mengenakan baju atau kain warna putih untuk upacara-upacara tradisi pemakaman (funerals) atau upacara kematian.
* Bila Anda punya informasi menarik, kirimkan naskah dan fotonya serta identitas Anda ke email: [email protected]
Warna hijau menjadi inspirasi untuk memaksimalkan penampilan hingga kemasan suatu hidangan agar bisa dibedakan bersama rasa lainnya. Namun, hijau gak selalu berhubungan dengan rasa matcha, lho.
Terdapat 10 macam rasa hidangan yang identik dengan warna hijau. Rasa tersebut tertera dalam daftar berikut ini.